TERKINI: Selamat datang di website resmi MTs Negeri 13 Tasikmalaya| Alamat : Kp. Cilangkap Rt. 003 Rw. 001, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat | Tlp. 08112112248 | Kode POS : 46185 | Email : mtsnsetiawangi@gmail.com | Website: www.mtsn13tasikmalaya.sch.id

CARI TULISAN


PENGUMUMAN TERBARU

Peluncuran Website Baru MTsN 13 Tasikmalaya: Menyambut Era Digitalisasi Pendidikan!

(30/04/2024) Selamat datang, seluruh warga MTsN 13 Tasikmalaya! Kami dengan bangga mengumumkan peluncuran resmi website baru sekolah kami yang bertujuan untuk ...

UBAH BAHASA


JADWAL KEGIATAN


Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT)

Tgl. 27/05/2024 | Pukul 12:00 am
s/d. 01/06/2024 | Pukul 12:00 am

Tempat: MTsN 13 Tasikmalaya

LOGIN FORM



Lupa Password? | Register »

POLLING SINGKAT

BERITA & ARTIKEL


Salaman dan Mencium Tangan Guru: Adab yang Menghidupkan Nilai Spiritual dan Psikologis Pendidikan

Diupdate Tgl. 17/11/2025 | Pembiasaan | Administrator | Dilihat 24x

Dalam kehidupan pendidikan di madrasah, aktivitas salaman dan mencium tangan guru oleh siswa sering kali menjadi pemandangan yang menghangatkan hati. Sebuah tindakan sederhana, tetapi sarat makna spiritual, moral, dan emosional. Di balik gestur tangan yang bertemu itu, tersimpan pesan adab, penghormatan, cinta, dan keberkahan ilmu.
 

Namun di era modern yang serba digital ini, kebiasaan luhur tersebut mulai jarang dilakukan. Padahal, jika dikaji secara mendalam dari Al-Qur’an, Hadis, serta ilmu psikologi pendidikan, aktivitas salaman dan mencium tangan guru bukan sekadar tradisi budaya, tetapi manifestasi nilai-nilai Islam dan pembentukan karakter yang sangat penting untuk dipertahankan.

1. Kajian Al-Qur’an: Menghormati Guru sebagai Pemilik Ilmu
Al-Qur’an memberikan penghormatan tinggi kepada orang-orang yang berilmu. Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 11, Allah Swt. berfirman:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Ayat ini menegaskan bahwa kedudukan orang berilmu dan beriman memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Guru sebagai penyampai ilmu dan penuntun iman patut dihormati. Maka, ketika murid bersalaman dan mencium tangan gurunya, sesungguhnya ia sedang menundukkan ego di hadapan ilmu dan menegakkan kemuliaan pengetahuan.

Selain itu, dalam Surah Al-Isra’ ayat 23, Allah juga memerintahkan untuk beradab kepada orang tua dengan sikap rendah hati dan kasih sayang. Para ulama menafsirkan bahwa adab serupa juga berlaku kepada guru, karena guru adalah orang tua ruhani yang membimbing akal dan jiwa.

2. Kajian Hadis: Teladan dari Rasulullah dan Para Sahabat
Beberapa hadis menunjukkan bahwa mencium tangan adalah bentuk penghormatan yang dikenal di masa Rasulullah saw.

Dalam riwayat dari Ibnu Umar r.a., beliau berkata:
“Kami pernah mengambil tangan Nabi ? lalu menciumnya.” (HR. Abu Dawud, no. 5225; At-Tirmidzi, no. 2731)

Hadis ini menunjukkan bahwa para sahabat menghormati Rasulullah dengan cara mencium tangan beliau, bukan sebagai bentuk penyembahan, melainkan ekspresi cinta, penghormatan, dan pengakuan atas kemuliaan beliau.

Ulama besar seperti Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menjelaskan:
“Diperbolehkan mencium tangan orang saleh, alim, dan berilmu sebagai bentuk penghormatan dan tabarruk (mengharap keberkahan).”

Sementara Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari juga menegaskan bahwa mencium tangan karena ilmu, agama, dan ketakwaan adalah perbuatan yang terpuji, selama tidak disertai sikap sombong atau mengkultuskan individu.

Dengan demikian, mencium tangan guru memiliki dasar kuat dari sunnah Nabi dan warisan adab para ulama salaf. Ia adalah simbol penghormatan terhadap ilmu dan pengakuan akan otoritas moral seorang pendidik.

3. Kajian Psikologis: Ikatan Emosional dan Pembentukan Karakter
Secara psikologis, salaman dan mencium tangan guru membawa dampak positif terhadap hubungan interpersonal, perkembangan emosi, dan karakter siswa.

a. Membangun Koneksi Emosional
Kontak fisik yang lembut seperti salaman menciptakan rasa kedekatan. Menurut teori attachment oleh John Bowlby, sentuhan hangat menumbuhkan rasa aman (secure attachment). Ketika siswa mencium tangan guru, secara psikologis ia merasakan dukungan emosional dan kedekatan moral.

b. Menanamkan Nilai Kerendahan Hati (Humility)
Gerakan mencium tangan menggambarkan penyerahan ego, yang merupakan latihan konkret membangun emotional intelligence (kecerdasan emosional). Dalam pembelajaran, sikap rendah hati inilah yang membuat siswa lebih terbuka terhadap bimbingan.

c. Memunculkan Kebermaknaan (Meaningful Ritual)
Menurut Viktor Frankl dalam teori Logotherapy, manusia memerlukan makna dalam setiap tindakan. Salaman dan mencium tangan menjadi ritual bermakna yang mengikat nilai-nilai moral dan spiritual antara guru dan murid, bukan sekadar rutinitas kosong.

d. Menguatkan Motivasi Belajar
Ketika seorang murid menghormati gurunya, ia secara tidak sadar menumbuhkan motivasi untuk belajar sungguh-sungguh, agar tidak mengecewakan sosok yang dihormati.

4. Manfaat Jika Dilakukan Secara Rutin
Jika aktivitas salaman dan mencium tangan guru dilakukan secara konsisten dengan niat yang tulus, maka akan muncul berbagai manfaat spiritual, moral, dan sosial.

Bagi Siswa:
- Ilmu lebih berkah dan mudah diserap.
- Menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada guru.
- Membentuk karakter rendah hati dan berakhlak mulia.
- Menumbuhkan ketenangan batin dan keikhlasan.

Bagi Guru:
- Menumbuhkan tanggung jawab moral dan spiritual.
- Memperkuat ikatan emosional dengan siswa.
- Menjadi teladan dalam menjaga wibawa dan keikhlasan.

Bagi Madrasah:
- Menciptakan budaya sekolah yang beradab dan religius.
- Menumbuhkan lingkungan belajar yang saling menghormati.
- Menjadi identitas khas madrasah sebagai lembaga berkarakter Islami.

5. Menghidupkan Kembali Tradisi Adab di Madrasah
Madrasah perlu menjaga keseimbangan antara pencapaian akademik dan pembentukan akhlak. Guru sebagai teladan utama harus menanamkan bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu, sebagaimana pesan Imam Malik kepada Imam Syafi’i: “Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”

Menghidupkan tradisi salaman dan mencium tangan guru setiap pagi, sebelum dan sesudah pembelajaran, bukan sekadar formalitas. Ia menjadi sarana penyucian niat, penguatan spiritualitas, dan penanaman nilai cinta kepada ilmu dan pendidik.

Penutup
Mencium tangan guru bukanlah simbol feodalisme, tetapi wujud cinta, penghormatan, dan adab Islam yang mendalam. Tradisi ini mengandung pesan spiritual, psikologis, dan pendidikan yang saling melengkapi. Mari kita hidupkan kembali tradisi ini di madrasah agar tercipta pendidikan yang berakhlak, beradab, dan penuh keberkahan.

Daftar Referensi:
1. Al-Qur’an, Surah Al-Mujadilah: 11.
2. Al-Qur’an, Surah Al-Isra’: 23.
3. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Hadis No. 5225.
4. At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Hadis No. 2731.
5. Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Dar al-Fikr.
6. Ibn Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari, Dar al-Ma’rifah.
7. Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Bab Adab al-‘Ilm.
8. Viktor E. Frankl, Man’s Search for Meaning, Beacon Press, 2006.
9. John Bowlby, Attachment and Loss, Basic Books, 1982.
10. Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Dar al-Salam.


 



Statistik Visitor

CARI TULISAN


PENGUMUMAN TERBARU

Peluncuran Website Baru MTsN 13 Tasikmalaya: Menyambut Era Digitalisasi Pendidikan!

(30/04/2024) Selamat datang, seluruh warga MTsN 13 Tasikmalaya! Kami dengan bangga mengumumkan peluncuran resmi website baru sekolah kami yang bertujuan untuk ...

UBAH BAHASA


JADWAL KEGIATAN


Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT)

Tgl. 27/05/2024 | Pukul 12:00 am
s/d. 01/06/2024 | Pukul 12:00 am

Tempat: MTsN 13 Tasikmalaya

LOGIN FORM



Lupa Password? | Register »

POLLING SINGKAT

RANDOM ARTIKEL

BERITA LAINNYA

RADOM PAGE

GALERI PHOTO

Workshop IKM 2024 Rihlah Ilmiah MTs Negeri 13 Tasikmalaya Workshop IKM 2024 Permata 2024

KONTAK KAMI